5 research outputs found

    Analisis Filosofis Pendidikan Karakter Menurut Ibnu Maskawaih

    Get PDF
    The aim of this research is to philosophically analyze character education expressed by Ibnu Maskawaih in the book "Tahdzibul Akhlak". Ibnu Miskawih is a figure in Islamic philosophy who has thoughts about character education in his book Tahdzib Al-Akhlak which consists of four steps, namely self-restraint, courage, wisdom and justice. This research uses a qualitative approach with descriptive methods, using technical content analysis of various documents as primary and secondary sources. The conclusion is that Ibnu Maskawaih belongs to the active dualist school which believes that human character is influenced by the environment which will support the goals of character education to achieve virtue and happiness

    Analisis Model Bisnis Over-The-Top (OTT) Services Berdasarkan Sudut Pandang Operator Telekomunikasi Bergerak Seluler di Indonesia Sebagai Pertimbangan Pembentukan Regulasi (Studi Pada PT. XL Axiata Tbk.)

    Get PDF
    Pada tahun 2015, jumlah pengguna internet akan melewati angka 3 miliar pengguna, dengan penetrasi 42.4% dari total populasi di seluruh dunia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh eMarketer, Indonesia akan memiliki jumlah pengguna internet pada angka 93.4 juta pengguna pada tahun 2015, atau peringkat ke enam dunia. Lembaga riset IDC memperkirakan pertumbuhan tahunan pada layanan data di Asia Pasifik yang dapat mencapai 19.3% dalam kurun waktu tahun 2012 sampai 2017. IDC menjabarkan bahwa hal ini diakibatkan oleh penetrasi smartphone dengan harga terjangkau, pemerataan jaringan 3G dan implementasi 4G LTE, serta perilaku pengguna dalam penggunaan aplikasi dari pemain OTT (Over The Top) yang meningkat. Sejauh ini, di Indonesia kehadiran OTT masih menjadi permasalahan yang belum mendapatkan solusi dan sulit dituntaskan. Untuk mengatasi polemik OTT versus operator, sinergi bisnis dapat menjadi solusi bertahannya operator seluler, dengan berbagai bentuk sinergi. Berdasarkan penjabaran tersebut, perlu digambarkan model bisnis OTT untuk mendapatkan gambaran jelas mengenai aspek – aspek pembentuk bisnis OTT, sehingga dapat menjadi pertimbangan regulasi untuk menyikapi OTT. Penelitian ini memiliki fokus untuk memberikan gambaran model bisnis layanan OTT melalui perspektif operator telekomunikasi bergerak seluler di Indonesia, sehingga diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam menciptakan regulasi yang mengatur hubungan operator dan OTT. Jenis penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif, dikarenakan penulis bertujuan untuk mengetahui fenomena OTT services beserta maknanya dengan lebih mendalam secara deskriptif. Hasil temuan menunjukkan bahwa pada layanan OTT, nilai layanannya yang gratis dengan berbagai macam utilitas sukses menarik segmen pasarnya yang berupa pengguna internet sehari-hari, yang tidak memerlukan hubungan pelanggan yang spesifik. Pelanggan dapat dimonetisasi melalui fasilitas didalam aplikasi, sementara untuk segmen perusahaan ataupun pengiklan difasilitasi layanan terotomatisasi. Setiap segmen menghasilkan pemasukan dari payment revenue dan ad revenue Keseluruhan interaksi ini terjadi melalui media berbasis internet, seperti mobile app, website, dan desktop app, serta SMS. Dengan sumber daya yang berfokus pada platform, maka biaya dan aktivitas yang timbul pun akan berkisar pada pengembangan dan pemeliharaan platform itu sendiri. OTT memerlukan infrastruktur telekomunikasi dan agar bisnisnya dapat berjalan, namun hal ini disediakan oleh operator telekomunikasi, sehingga tidak perlu dimiliki, namun tetap sangat penting. OTT juga difasilitasi oleh penyedia jasa pembayaran yang akan menjembatani payment atas jasa OTT tertentu. Berdasarkan sudut pandang operator telekomunikasi bergerak seluler di Indonesia, layanan OTT dapat dikategorikan dalam pola model bisnis freemium dan multi-sided platform. Freemium merupakan konsep bisnis dimana pelanggan mendapatkan fasilitas dasar secara gratis, namun harus membayar untuk fasilitas lain, sedangkan multi-sided platform konsep yang mempertemukan dua atau lebih kelompok pelanggan berbeda namun saling membutuhkan. Saran untuk regulator adalah pengaturan kolaborasi, pendirian pusat data, pengelompokkan layanan OTT, dan edukasi bagi masyarakat mengenai layanan OTT. Kata Kunci : Model Bisnis; Over-The-Top Services; Business Model Canvas; Regulas

    Peran Teknologi dan Media Sosial dalam Membentuk Dinamika Kesehatan Mental Berdasarkan Perspektif Islam

    Get PDF
    This research aims to explore the role of technology and social media in shaping mental health dynamics based on an Islamic perspective. The research method used is literature study, the main focus is aimed at an in-depth understanding of the impact of the use of modern technology and interaction on social media on aspects of mental health. Involving a synthesis of information from various literature sources, this research seeks to identify behavioral patterns, trends, and key findings that can provide in-depth insight into the contribution of technology and social media to mental health based on an Islamic perspective. The results of this literature study can form the basis for a more comprehensive understanding of how this phenomenon develops over time and how it can shape overall mental health dynamics. The implications of this research are able to provide guidance for the development of more informed intervention and policy approaches to improve the psychological well-being of adolescents in the context of technology and social medi

    Analisis Efisiensi dan Produktivitas Bank Umum Konvensional di Indonesia

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi dan produktivitas bank umum konvensional di Indonesia. Analisis efisiensi menggunakan pendekatan Data Envelopment Analysis (DEA) dan analisis produktivitas menggunakan Malmquist Productivity Index (MPI). Hasil analisis terhadap 106 bank umum konvensional yang terbagi atas 5 bank kategori BUKU IV, 12 bank kategori BUKU III, 33 bank kategori BUKU II, dan 56 bank kategori BUKU I diperoleh hasil, pertama: tingkat efisiensi bank umum konvensional di Indonesia selama tahun 2006 – 2015 menunjukkan tingkat efisiensi yang relatif lambat dan rendah; kedua: produktivitas bank umum konvensional rata – rata rendah dengan pertumbuhan produktivitas selama 2010 – 2015 hanya 0,5 persen; Ketiga: sebagian besar bank umum konvensional berada pada kuadran 4 yakni memiliki tingkat efisiensi dan produktivitas yang relatif rendah atau memiliki kinerja yang buruk (poor performance). Disusul dengan bank yang masuk pada kuadran 3 yakni bank dengan tingkat efisiensi yang rendah namun di sisi lain memiliki tingkat pertumbuhan produktivitas tinggi atau memiliki kinerja yang wajar (fair performance).Kata Kunci   : Efisiensi Bank, Produktivitas Bank, Data Envelopment Analysis (DEA), Malmquist Productivity Index (MPI). ABSTRACTThis study aims to analyze the efficiency and productivity of conventional commercial banks in Indonesia. Efficiency analysis uses the Data Envelopment Analysis (DEA) approach and productivity analysis using the Malmquist Productivity Index (MPI). The results of the analysis of 106 conventional commercial banks divided into 5 banks in BUKU IV category, 12 banks in BUKU III category, 33 banks in BUKU II category, and 56 BUKU I category banks obtained the first, the efficiency level of conventional commercial banks in Indonesia during 2006 - 2015 shows a relatively slow and low level of efficiency; second: the average productivity of conventional commercial banks with productivity growth during 2010 - 2015 was only 0.5 percent; Third: most conventional commercial banks are in quadrant 4, which has a relatively low level of efficiency and productivity or has poor performance. Followed by banks in the 3rd quadrant, namely banks with a low level of efficiency but on the other hand have a high level of productivity growth or have a fair performance.Keyword  : Bank Efficiency, Bank Productivity, Data Envelopment Analysis (DEA), Malmquist Productivity Index (MPI)

    Conditional Process Model the Influence of Personality Traits and Behavioral Bias on Perception of Investment Performance

    Full text link
    This study examines the influence of personality traits on perceptions of investment performance with behavioral bias as a mediation and demographic factor as a moderation in the Indonesian capital market. Perception of investment performance is dependent variable in this study. While personality traits are independent variable in this study. Bias overconfidence as a mediating variable and demographic factor as a moderating variable. The research data processing uses the conditional process model. The results show that demographic factor is proven to be effective in moderating the influence of personality traits on perception of investment performance by mediating behavioral bias
    corecore